Monday, June 29, 2009

Barbeque Style Untuk Pak Kis

Ada yang datang, ada yang pergi. Fenomena ini sudah menjadi bagian dari kehidupan KBRI, dimanapun itu. Kali ini, waktunya Pak Kiswantoro-yang biasa kita panggil Pak Kis-untuk meninggalkan KBRI dan kota Roma karena masa tugasnya yang telah berahir setelah 3 tahun. Namun yang unik, perpisahan Pak Kis kali ini lain dari yang lain. Jika biasanya mengambil tempat di dalam ruangan wisma atau di pelataran parkir KBRI dengan acara yang semi-formal, kali ini tempatnya berada cukup jauh di luar kota Roma yaitu Lago di Vico, sebuah danau di kawasan Viterbo, sekitar 60km dari Roma. Konsep acara tanggal 21 Juni itupun sangat santai, dengan makanan hasil bakar-bakaran alias barbeque.


Sebagian besar berangkat dengan sebuah tour-bus dari Roma. Meskipun cuaca hari itu kurang mendukung, dengan hujan yang cukup deras dan hawa yang dingin, kita semua tetap bersemangat untuk hadir di sana. Acara dibuka oleh sambutan Pak Dubes, kemudian dilanjutkan Pak Kis dan Pak Tatang. Perpisahan kali ini juga sekaligus untuk Pak Tatang yang juga akan kembali ke tanah air tanggal 24 Juli mendatang. Setelah menyerahkan kenang-kenangan dari KBRI Roma, acara langsung dilanjutkan dengan menyantap ayam bakar, sosis bakar dan berbagai sate lengkap dengan sayur asem sampai rujak buah.

Selain sibuk menunggu berbagai jenis makanan selesai dibakar, sekaligus menghangatkan badan di dekat panggangan, anak-anak pun menembus dinginnya danau dengan berenang di pinggiran. Hanya saja tidak lama kemudian hujanpun turun dan rencana acara yang akan berakhir jam 5 sore mau tidak mau harus diakhiri sekitar pukul 2.


Ditengah kesederhanaan, kita semua mengucapkan selamat jalan pada Pak Kis dan keluarga. Semoga sukses di tanah air dan selalu menjadikan KBRI Roma sebagai sebuah kenangan manis. Pada tanggal 28 Juni yang lalu, Pak Kis dan keluarga bertolak dari Fiumicino menuju Jakarta dengan pesawat Singapore Airlines. Addio Amici, Arrivederci!

Semarak Bazaar Indonesiano 2009


Setelah satu tahun vakum mengadakan bazaar, tahun ini KBRI Roma kembali menggelar satu event besar tahunan bertajuk Bazaar Indonesiano 2009. Acara ini termasuk sangat ditunggu-tunggu karena banyak masyarakat Italia yang ternyata punya minat besar terhadap produk Indonesia terutama makanan khas. Mengambil tempat di pelataran parkir KBRI, bazaar kali ini diikiuti oleh kurang lebih 20 stand yang menjual beragam jenis makanan dan pakaian tradisional Indonesia, termasuk stand produk pertanian Indonesia oleh atase pertanian KBRI Roma dan stand edukasi pembuatan dan pengolahan tempe oleh Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma.

Pukul 11.00 waktu setempat, acara dibuka oleh MC yaitu Bpk. Danny Rahdiansyah dan Ibu Anantika Lucentini, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dubes KBRI Roma yang sekaligus secara simbolis membuka acara dengan memukul gong. Sayangnya bapak Dubes hanya bisa membuka acara tanpa mengikuti rangkaiannya karena harus menerima surat kepercayaan (credential) dari pemerintah Cyprus. Setelah resmi dibuka, para pengunjung yang berdatangan dari Via Piemonte 127a mulai sibuk menyerbu coupon-desk yang disebar di setiap sudut pelataran, dengan harga kupon mulai €1, €5, €10. Tidak ketinggalan juga tersedia ravel tiket untuk doorprize yang dijual hanya seharga €2, dengan hadiah utama Tiket PP Roma-Jakarta-Roma dari Kuwait Airlines, TV LCD 26 inch, Hi-Fi Sharp, Kamera digital Nikon, HP Nokia 7210 dan Nokia 5000 serta puluhan hadiah hiburan lainnya.

Dari awal semua orang sudah dibuat penasaran oleh para bule Italia yang sudah duduk rapi siap di depan gamelan dengan menggunakan kostum gonjreng berwarna electric-blue. Bule bisa main gamelan??? Ternyata jago mainnya, bagaimana tidak? Mereka berlatih 2 kali seminggu di bawah asuhan Bapak Widodo dari KBRI Vatikan. Padahal latar belakang mereka yang para dosen dan mahasiswa Universitas Sapienza bukanlah orang-orang yang berlebih waktu, melainkan orang sibuk, namun kecintaan mereka terhadap kesenian gamelan mampu membuat mereka terus berlatih. Membawakan beberapa gending tradisional jawa, iringan gamelan ini membuka acara hiburan pada bazaar ini.


Sembari menikmati jajanan tradisional seperti lumpia, lemper, ketan juruh, risoles, onde-onde dan kue lapis, para pengunjung dihibur dengan tarian Kebyar Duduk, tari tradisional Bali yang dibawakan oleh Sdri. Septia Ningrum dari Restoran Borobudur Genova. Sebuah tari yang cukup tinggi tingkat kesulitannya karena banyak menggunakan gerakan duduk. Umumnya penarinya adalah pria karena gerakannya membutuhkan stamina yang bagus. Setelah dihibur tarian, kali ini giliran adik-adik kita yang tampil dengan busana santai tradisional, dengan nuansa batik, barisan peragawan-peragawati cilik ini berlenggak-lenggok sepanjang karpet merah tentunya dengan diiringi applaus yang meriah dari pengunjung.

Selain jajanan tradisional, stand makanan juga diramaikan oleh makanan utama khas Indonesia seperti sate ayam dan lontong, empek-empek Palembang, bakso komplit, soto mie, siomay, nasi goreng, mie goreng,gado-gado dan sate Padang. Pojok stand makanan tidak pernah sepi pengunjung, bahkan hampir tidak bisa lewat karena banyaknya pengunjung. Siang itu acara juga diramaikan dengan kunjungan siswi sekolah Regina Elena yang berlokasi dekat KBRI Roma, dari siswi TK sampai SMP, dan mereka tampak menikmati sekali suguhan tarian tradisional.

Acara hiburan ketiga adalah tari Punjari yang dibawakan oleh Ny. Seira Rahdiansyah. Tarian ini berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur yang dari music, gerakan dan pakaiannya mencerminkan campuran budaya Jawa, Madura dan Bali. Selanjutnya kembali Sdri. Septia Ningrum membawakan sebuah tarian Betawi berjudul Topeng Betawi. Kostumnya sangat menarik karena menggunakan topeng dan baju yang berwarna-warni. Dari Betawi kita bergeser ke barat, ada tari Saman dari Aceh yang dibawakan oleh muda-mudi KBRI Roma. Tarian yang dibawakan sambil duduk ini memiliki kesulitan pada koordinasi dan kekompakan dari penarinya yang berjumlah ganjil (11 orang).
Para pemain gamelan tadi juga membawakan satu buah tarian Rampak Kendang. Masih menggunakan beberapa jenis alat kendang, mereka berganti kostum dan naik ke atas panggung dengan gerakan-gerakan seperti pantomime main gamelan. Uniknya, disela-sela tarian tadi salah seorang pemain berlari mengambil senampan penuh cornetto yang dibagi-bagikan kepada siswi TK yang sibuk menonton di mulut panggung, dan hebohlah pemandangan berebut cornetto……

Disela-sela acara hiburan, dilakukan penarikan hadiah secara bertahap. Puluhan hadiah sudah dimenangkan, namun yang paling beruntung hari itu adalah Singor Augusto yang memenangkan hadiah utama yaitu Tiket PP Jkt-Roma-Jkt, selamat jalan-jalan ke Indonesia ya!!!. Meskipun acara sudah ditutup pada pukul 17.00 waktu setempat, ternyata masih ada banyak orang yang berdatangan untuk mencari kerajinan dan makanan khas Indonesia. Sampai jumpa di bazaar Indonesia tahun depan!.

Malam Perkenalan Duta Besar KBRI Roma


Setelah kurang lebih 5 bulan tanpa kehadiran Bapak dan Ibu Duta Besar (Dubes), pada bulan April 2009 lalu akhirnya KBRI Roma kembali kedatangan Dubes yang baru. Beliau adalah Bapak M. Oemar dan Ibu Dewi Oemar. Bedanya dubes baru kita tidak datang dari Jakarta namun langsung pindah dari KBRI Beijing ke KBRI Roma. Jadilah malam perkenalan diwarnai dengan suasana Cina dan Italia.

Acara dipandu oleh Bpk. Hartyo Harkomoyo dan Mbak Ika. Keduanya membuka acara dengan mempersilahkan sambutan dari Bapak Yuwono A. Putranto sebagai DCM KBRI Roma. Baru kemudian disambung dengan perkenalan Bapak Dubes dan keluarganya. Rupanya bapak dubes kita kali ini hanya membawa satu keluarga kecil, beliau hanya memiliki satu orang putra yang bernama Andyan Nandiwardhana, yang sekarang sudah resmi berstatus siswa Rome International School. Bapak Oemar sendiri berasal dari Semarang, Jawa Tengah, sementara Ibu Dewi berasal dari Malang, Jawa Timur. Keduanya bertemu ketika sedang menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Sebelum ditugaskan di Roma, Bapak dan Ibu Oemar pernah menjalani tugas di Brussel, Belgia, kemudian Jenewa, Swiss dan terakhir di Beijing, Cina. Diusia yang relatif muda, beliau sudah berhasil menjadi seorang Duta Besar. Dari mata masyarakatpun, mereka memiliki banyak harapan positif terhadap kepemimpinan seorang Duta Besar yang memiliki latar belakang pendidikan dan cara pandang yang modern.



Setelah perkenalan dari Bapak Dubes dan keluarga, acara dilanjutkan dengan hiburan dari adik-adik kecil kita yang berbakat. Lengkap berpakaian putih dengan dasi merah, mereka menyanyikan 3 lagu, dua diantaranya dalam bahasa Indonesia dan satu lagi dengan bahasa Italia,karena kebanyakan mereka adalah siswi sekolah Italia. Bapak Dubespun sangat terkesan dengan persembahan selamat datang dari generasi muda Indonesia tersebut.


Tidak disangka, 2 MC kita malam itu ternyata kembali ke panggung dengan kostum yang berbeda, Pak Yoyok dengan kostum gladiator (yang rumor has it- disewa seharga €70) persis seperti di Colosseo dan Mbak Ika yang tampil dengan baju Cina, hanya saja ternyata mbak Ika tidak cukup percaya diri dengan menyebut dirinya cino ireng (alias cina yang berkulit hitam). Dilanjutkan dengan acara hiburan dengan iringan band KBRI Roma. Semua ikut menyumbangkan suaranya, baik yang merdu sampai yang benar-benar sumbang hehehe. Mulai dari staf KBRI, remaja, anak-anak, romo, masyarakat sampai pemain band nya pun kali ini ikut meramaikan acara. Bahkan tidak mau kalah, bapak Dubes pun akhirnya mau menyumbangkan suaranya, merdu lho…….




Seperti biasa, acara ditutup dengan alunan suara merdu dari pedangdut andalan KBRI Roma, Mbak Elly. Dan akhirnya kami ucapkan selamat datang pada Bapak M.Oemar beserta keluarga, selamat bertugas dan semoga betah tinggal di Roma.