Thursday, November 29, 2007

Perpisahan 2 Home Staf

Kembali kali ini Keluarga besar KBRI Roma harus menghantarkan kepulangan homestaf yang telah menyelesaikan tugas di KBRI Roma. Acara perpisahan kali ini diselenggarakan untuk melepas dua keluarga homestaf, yaitu Keluarga Bapak Artanto Salmoen Wargadinata, Minister Counsellor yang menangani Bidang Politik dan Pensosbud, dan Keluarga Bapak Amri Tahar, BPKRT. Karena saat ini Roma sedang memasuki musim dingin, maka kali ini acara laksanakan di dalam ruangan dengan dihadiri Bapak dan Ibu Duta Besar Roma, Bapak & Ibu Duta Besar Vatican, Keluarga Homestaf, para lokal staf dan para undangan. Setelah dibuka sebentar, acara dilanjutkan dengan makan malam dulu dengan menu ayam panggang, bihun goreng, oseng kambing cabe ijo, oseng ayam cabe ijo, sambel mercon dan kerupuk berisik. Acara dikemas dalam bentuk talkshow dengan para bintang tamu adalah dua keluarga yang akan pulang ke tanah air, dengan dipandu dua MC amatir nan centil pertanyaan diajukan dari mulai makanan Italy favorit, tempat gaul favorit di Italy, pengalaman berkesan sampe yang konyol dan terakhir kesan dan pesan selama bertugas di Italy.
Perpisahan homestaf kali ini selain dimeriahkan dengan penampilan salah satu diplomat magang yang mengaku aktris dari Jakarta, empat sekawan selamanya juga gayung bersambut berupa pantun-pantun yang disampaikan oleh mahasiswa dari Universitas Napoli L`orientale yang sudah pernah tinggal di Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia,
setelah tinggal beberapa waktu di Indonesia mereka jadi mencintai Indonesia bahkan beberapa mahir berbahasa Jawa.Dalam masa tinggal di Indonesia mereka banyak berhubungan dan merasa terbantu oleh Bapak Artanto sehingga tak lupa pula mereka memberikan sebentuk kenang-kenangan kepada Bapak Artanto Salmoen Wargadinata.

Wednesday, November 21, 2007

Pak Dubes : "Oleh-oleh berharga dari 2 Menteri"

Pada tanggal 19 November Bapak & Ibu Duta Besar mengadakan makan malam bersama dengan tamu dari tanah air, yaitu Bapak Menteri Pertanian yaitu Bapak Anton Apriantono serta Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan beserta Ibu, yaitu Bapak & Ibu Freddy Numberi. Bapak & Ibu Freddy Numberi sudah sangat familiar dengan suasana di KBRI karena beliau merupakan Duta Besar RI untuk Roma periode yang lalu. Mungkin inilah bukti melempar koin di Fontana diTrevi? Sudah menjadi kebiasaan orang kita untuk selalu membawa oleh-oleh bagi para saudara. Setelah dibuka ternyata Bapak Menteri Pertanian memberikan "4,8% kenaikan produksi beras dalam negeri dan ternyata dengan pertanian kita mampu lepas dari keterpurukan ekonomi" sedangkan oleh-oleh dari Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan adalah "Indonesia memiliki sumber CO2 dari dalam laut dan usaha untuk membuat Ocean Policy untuk melindungi sumber-sumber daya di lautan Indonesia". Suatu oleh-oleh yang immaterial namun sangat membanggakan, tentu saja merupakan hasil kerja keras Bapak-bapak ini. Tidak berlama-lama, setelah Bapak-bapak Menteri memberikan oleh-oleh maka Bapak Duta Besar beserta Ibu langsung mengajak untuk mencicipi ayam kodok roma, gado-gado roma, ikan tuna, dll. Event ini merupakan suatu kesempatan baik bagi siapa saja termasuk Ibu-ibu DWP KBRI Roma karena dalam satu waktu bisa bertemu dan berjabat tangan dengan dua Menteri dan mendapatkan oleh-oleh berharga. Terima kasih Bapak-bapak Menteri atas oleh-olehnya dan terima kasih pula Bapak & Ibu Duta Besar atas kesempatan yang diberikan untuk ikut hadir di acara makan malam spesial ini. (foto-foto acara ini lengkapnya segera ada di Jendela Album Foto)

Kunjungan:"Tips Hebat Ibu Daruni"

Sudah merupakan kebiasaan DWP KBRI Roma untuk selalu mengunjungi rumah setiap pendatang baru, kali ini kunjungan diarahkan ke rumah Ibu Ketua DWP baru, Ibu Susi Daruni Purnomo. Sebenernya agak lama juga DWP baru punya kesempatan mengunjungi kediaman Ibu Daruni Purnomo berhubung ketika tiba di Italy karena sesuatu hal Ibu Daruni Purnomo harus melakukan operasi mata, selain itu juga karena kesibukan DWP. Rumah Ibu Daruni berlokasi di Kameluca, mungkin seperti bogor. Hari itu Ibu Duta Besar turut juga mengunjungi rumah Ibu Daruni, untuk menambah koleksi tanaman di rumah Ibu Runi beliau membawakan satu pot kembang anggrek sedangkan Ibu-ibu DWP membawakan sekeranjang macem-macem bumbu dan makanan yang sulit didapat di Italy, biasanya dibeli di toko Castroni. Luar biasa memang Ibu Ketua baru kita ini, walaupun tidak membawa pembantu tapi masih sempat membuatkan hidangan makan siang dengan menu yang beragam pula, ibu-ibu yang dateng semua terheran-heran dengan menu yang sangat beragam padahal sebelumnya beliau pasrah nyediaiin levissima saja....tetapi ternyata dari mulai rendang, ayam goreng, mie goreng, salad, puding buah, soto betawi lengkap ikan pasmol, rawon......weleh-weleh bu kapan bikinnya nih? Apa tipsnya nih bisa jagoan begini? Ternyata beliau sudah mempersiapkan berbagai bumbu instan bekal dari Indonesia.....Ooooooo ....tinggal cemplung-cemplung dong, patut ditiru nih resepnya!!!

Sunday, November 11, 2007

"Sekali merdeka, tetap merdeka"

Hari Pahlawan bagi DWP KBRI Roma merupakan hari penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan, karenanya untuk menghormati hari tersebut tidak segan-segan sedari pagi Ibu-ibu sudah mempersiapkan pakaian nasional untuk mengikuti upacara bendera.
Hari Pahlawan Nasional ke-62 yang jatuh pada hari libur kerja, Sabtu, tanggal 10 November 2007, di lingkungan KBRI Roma diperingati dengan melaksanakan Upacara Bendera di ruang Centralino KBRI Roma pada pukul 10 pagi hari Senin tanggal 12 November 2007. Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-62 tersebut diikuti oleh seluruh warga KBRI Roma beserta masyarakat Indonesia yang berada di Italy. Pada upacara peringatan Hari Pahlawan kali ini bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Bapak Artanto Salmoen Wargadinata. Sedangkan tema Peringatan Hari Pahlawan tahun ini adalah ”Dengan Semangat Kepahlawanan, Kita Mantapkan Wawasan Kebangsaan Dalam Mewujudkan Rakyat Sejahtera”.
Hari itu, 10 November 1945 merupakan hari ketika terjadi pertempuran paling dahsyat di Surabaya, ketika para pemuda beserta seluruh rakyat Surabaya menolak ultimatum Jendral Mansergh dari tentara Sekutu untuk menyerahkan semua senjata dan menjawab ultimatum tersebut dengan meningkatkan perlawanan secara besar-besaran, salah satu pimpinan perlawanan tersebut adalah Sutomo, dikenal sebagai Bung Tomo.
Sebelumnya pada tanggal 1 oktober 1945 Markas Besar Tentara Jepang di Surabaya sudah menyerah kepada Tentara Rakyat Indonesia setelah bertempur antara tentara Jepang dan rakyat.Pada tanggal 15 oktober 1945 tentara Inggris (dengan Ghurkanya) yang diboncengi tentara Belanda mendarat di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan tempat-tempat lain. Mereka diperintahkan oleh tentara Sekutu, yang menang Perang Dunia II (1938-1945), untuk menerima penyerahan dari Jepang. Panglima tentara Inggris mengumumkan bahwa mereka mewakili Sekutu untuk melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan, tidak akan mencampuri soal politik. Namun, tentara Belanda yang berkedok sebagai tentara Inggris melakukan penembakan-penembakan dan pembunuhan terhadap rakyat Indonesia. Tawanan bekas KNIL (Koninklijke Nederlands-Indische Leger) dipergunakan kembali oleh Belanda untuk melakukan terornya menghadapi rakyat Indonesia. Namun Rakyat Indonesia sudah bertekad bulat membebaskan diri dari kekuasaan asing. Dengan semboyan-semboyan "Sekali merdeka, tetap merdeka", "lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dijajah", Merdeka atau mati". Tanpa komando, tetapi berdasarkan kesadaran dan keyakinan, seluruh rakyat bergolak mempertahankan kemerdekaan tanahairnya.


Thursday, November 1, 2007

Sumpah Setia Poetra & Poetri Indonesia 79 tahun yang lalu

Untuk mengenang hari Sumpah Pemuda 79 tahun yang lalu, pada tanggal 29 Oktober 2007 kemarin DWP mengikuti Upacara di KBRI Roma, hari itu terngiang kembali Sumpah Setia para pemuda :

"PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia."

Jangan salah dengan kata "Sumpah Pemuda" yang bisa menimbulkan kesan hanya kaum laki-laki saja yang berikrar karena ternyata sumpah setia ini kalo berdasarkan isinya juga termasuk Putri Indonesia loh! Sumpah Setia para pemuda ini diikrarkan di Gedung Oost-Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928 oleh Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen dan Jong Islamieten setelah selesai mengadakan kongres pemuda setelah sebelumnya diperdengarkan lagu " Indonesia Raya" hasil karya Wage Rudolf Supratman.
Upacara kali ini dilaksanakan di Ruang Centralino KBRI Roma karena cuaca sedang tidak baik, setelah upacara selesai, dengan hidangan seadanya : pistacchio, kacang, pasticeria, nuget ditambah teh atau kopi hangat menjadi teman ngobrol dan merupakan sajian pembuka bagi beberapa peserta upacara yang sedang puasa syawal hari itu.



Ikut Sosialisasi Amandemen UUD 45

"Ga mau kalah dengan diplomat, pegawai or mahasiswa, DWP KBRI Roma semangat hadir mengikut Sosialisasi Perubahan UUD 45 dan Ketetapan MPR RI serta Makan Malam Bersama pada malam tanggal 31 Oktober 2007 kemarin, ikut menghadiri Bapak Duta Besar Tahta Suci Vatican yang baru saja tiba di Italy. Sosialisasi disampaikan oleh Tim Legislatif kita, yaitu dari DPR, MPR dan DPD, salah satunya ikut memberikan materi adalah Bapak Effendi Choiri. Pada Jam 7 malam, di Wisma KBRI Roma acara dimulai dengan perkenalan masing-masing staf oleh Bapak Duta Besar diikuti perkenalan oleh Tim Legislatif. Pemaparan materi sosialisasi oleh Tim Legislatif dilengkapi dengan slide materi. Bak nonton layar tancep, peserta yang hadir serius mendengarkan paparan dari para anggota lagislatif. Panjang lebar dan semangat sekali Bapak-bapak dari Legislatif menjelaskan mulai dari proses perubahan sampai dengan kelemahan-kelemahan yang masih terdapat yang mungkin akan menjadi agenda amandemen berikutnya. Akhirnya....."break dulu" kata Pak Dubes, "mari kita lanjutkan lagi dengan sesi diskusi setelah menyantap hidangan makan malam". Ada soto, tahu bacem, tumis brokoletti, lasagna, salad, ikan acar kuning, ditutup dengan cheescake bikinan Ibu Dubes, pasticeria & dadar gulung.....nyam-nyam. Sambil menikmati buah anggur, jeruk & strowberry atau teh anget acara dilanjutkan dengan diskusi, tapi karena masih sesak awalnya diskusi belum rame, baru setelah beberapa menit kemudian pertanyaan2 mulai bermunculan. Diskusi yang menarik adalah mengenai kewarganegaraan terutama kepada wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki warga negara lain. Hal menarik yang harus diketahui oleh semua wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki asing adalah bahwa Indonesia tidak menganut kewarganegaraan ganda dan hukum negara kita mempunyai semangat untuk melindungi warga negaranya terutama wanita yang menikah dengan lelaki asing & anak-anaknya. Pada suatu saat ketika seorang wanita diotomatiskan mendapat kewarganegaraan lain, misalnya dari negara suami ybs, sedangkan ia masih menjadi warga negara Indonesia maka hukum negara kita mengharuskan yang bersangkutan untuk memilih dengan proses yang telah diatur dan KBRI harus membantu proses tersebut, jika tidak memilih & memproses maka karena tidak menganut kewarganegaraan ganda maka kewarganegaraan Indonesia -nya akan gugur. Selanjutnya didiskusikan pula mengenai semakin menurunnya nilai Dollar terhadap Euro yang terus memangkas penghasilan para Diplomat RI di negara-negara dengan mata uang Euro, menurut penyaji dimungkinkan perubahan penghasilan dalam mata uang Euro untuk para Diplomat yang ditugaskan di negara-negara dengan mata uang Euro, wah ini kabar baik pak namanya....ya khan ibu-ibu? Selain itu diskusi dimeriahkan dengan penjelasan menarik dari Bapak Effendi Khoiri yang sering melakukan "fit and proper test" kepada calon duta besar yang diusulkan Presiden dan Menlu. Akhirnya....aplause panjang kepada Tim dari Legislatif meramaikan ruangan dan sekaligus menutup acara malam itu. Tim Legislatif juga tak lupa memberikan oleh-oleh berupa CD Sosialisasi Putusan MPR RI kepada seluruh yang hadir. Tapi dasar Ibu-ibu DWP KBRI Roma...."tiada acara tanpa mejeng"...he3x pendamping Tim Legislatif, salah satunya Ibu Efendi Choiri sampe nyengir liat kelakuan ibu-ibu yang bikin acara foto2 sendiri selagi Tim Legislatif Foto bareng dengan Bapak&Ibu Dubes....tapi akhirnya ikut juga mejeng bareng ibu-ibu DWP KBRI Roma. Semaiiiiiilllllll...............Selamat Jalan!"